Dibalik
kesederhanaan lomba Agustus-an tersimpan banyak pesan yang sangat
mendalam dan indah jika kita mau memperhatikan dan mengambil pelajaran
dari lomba tersebut.
1. Makna Lomba Makan Kerupuk
1. Makna Lomba Makan Kerupuk
Kerupuk adalah makanan rakyat,
makanan orang susah juga makanan orang sukses semua makan kerupuk. Kerupuk
mengajarkan kepada kita tentang kesetaraan, dan kesederhaan. Sebuah nilai yang
sekarang hampir menghilang dari bangsa ini dimana si Kaya tidak lagi peduli
atas apa yang dirasakan si Miskin.
Tangan yang tidak boleh ikut bermain mengajarkan kepada kita untuk menahan diri dan bersabar untuk meraih tujuan. Kita diajarkan bahwa untuk meraih segala tujuan tertentu kita harus menahan diri dari menggunakan cara-cara yang curang, lirik dan picik dan bersadar karena setiap kesuksesan itu tidaklah instant dan segala yang instant itu tidak pernah baik kepada subjectnya. Selain itu, kita juga diajarkan bahwa keterbatasan tidak dapat membunuh semangat, dan walaupun kita tidak memiliki tangan untuk meraih kerupuk tersebut ternyata kita masih dapat meraihnya dengan mulut kita.
Semua cita-cita dan impian kita bukanlah sesuatu yang mustahil walaupun dengan segala keterbatasan hidup. Nothing Impossible, tidak ada yang tidak mungkin diraih namun juga tidak ada yang mudah untuk meraihnya. Mungkin saat ini kita berada dalam kemiskinan, namun bila Allah menghendaki mungkin saja kita akan menjadi orang kaya dimasa mendatang.
Itulah Lomba Makan Kerupuk yang sederhana namun begitu kaya akan makna bagi mereka yang berfikir. Sebuah pesan dari para Founding Father yang ingin disampaikan kepada rakyat Indonesia melalui media Lomba yang sederhana.
Tangan yang tidak boleh ikut bermain mengajarkan kepada kita untuk menahan diri dan bersabar untuk meraih tujuan. Kita diajarkan bahwa untuk meraih segala tujuan tertentu kita harus menahan diri dari menggunakan cara-cara yang curang, lirik dan picik dan bersadar karena setiap kesuksesan itu tidaklah instant dan segala yang instant itu tidak pernah baik kepada subjectnya. Selain itu, kita juga diajarkan bahwa keterbatasan tidak dapat membunuh semangat, dan walaupun kita tidak memiliki tangan untuk meraih kerupuk tersebut ternyata kita masih dapat meraihnya dengan mulut kita.
Semua cita-cita dan impian kita bukanlah sesuatu yang mustahil walaupun dengan segala keterbatasan hidup. Nothing Impossible, tidak ada yang tidak mungkin diraih namun juga tidak ada yang mudah untuk meraihnya. Mungkin saat ini kita berada dalam kemiskinan, namun bila Allah menghendaki mungkin saja kita akan menjadi orang kaya dimasa mendatang.
Itulah Lomba Makan Kerupuk yang sederhana namun begitu kaya akan makna bagi mereka yang berfikir. Sebuah pesan dari para Founding Father yang ingin disampaikan kepada rakyat Indonesia melalui media Lomba yang sederhana.
2.
Makna Lomba Balap Karung
Aku masih ingat, nenekku pernah
bercerita bahwa pada jaman penjajahan pakaian rakyat Indonesia adalah Karung
Ghoni. Pakaian tersebut sangatlah tidak layak baik dari segi penampilan maupun
dari segi kesehatan. Masih kata nenekku, dimasa itu penyakit kulit seperti
koreng, gatal-gatal adalah hal yang biasa. Masyarakat kala itu hidup dengan
segala keterbatasan namun selalu tegar seraya berharap Kemerdekaan bisa mereka
rasakan.
Kini, Karung Ghoni dijadikan sebuah alat untuk mengingat sejarah dimana rakyat Indonesia harus hidup dengan sangat tidak layak. Karung Ghoni menjadi media untuk menyampaikan pesan, dan melalui Lomba Balap Karunglah pesan tersebut hendak disampaikan. Pesan bahwa Rakyat Indonesia adalah Rakyat yang Kuat, Pantang Menyerah, dan Selalu Optimis.
Meskipun harus terjatuh dikala berlari menggunakan karung, tapi kita bangkit lagi dan terus berlomba hingga garis akhir tercapai. Sebuah refleksi betapa perjuangan para Pahlawan itu begitu sulit, penuh dengan rintangan, terjatuh dan kalah berkali-kali namun para Pahlawan tetap Optimis bahwa Perjuangan sebentar lagi akan mencapai batas akhir (Kemerdekaan).
Sebuah makna yang dalam dari sebuah hal yang kecil yang kadang dilupakan oleh kita yang hanya menikmati hasil dari perjuangan panjang itu. Bangkitlah Pemuda!, janganlah kita membuat para Pahlawan menangis. Tunjukkanlah kepada Dunia bahwa Indonesia adalah Negara yang menghargai perjaungan para Pahlawan.
Kini, Karung Ghoni dijadikan sebuah alat untuk mengingat sejarah dimana rakyat Indonesia harus hidup dengan sangat tidak layak. Karung Ghoni menjadi media untuk menyampaikan pesan, dan melalui Lomba Balap Karunglah pesan tersebut hendak disampaikan. Pesan bahwa Rakyat Indonesia adalah Rakyat yang Kuat, Pantang Menyerah, dan Selalu Optimis.
Meskipun harus terjatuh dikala berlari menggunakan karung, tapi kita bangkit lagi dan terus berlomba hingga garis akhir tercapai. Sebuah refleksi betapa perjuangan para Pahlawan itu begitu sulit, penuh dengan rintangan, terjatuh dan kalah berkali-kali namun para Pahlawan tetap Optimis bahwa Perjuangan sebentar lagi akan mencapai batas akhir (Kemerdekaan).
Sebuah makna yang dalam dari sebuah hal yang kecil yang kadang dilupakan oleh kita yang hanya menikmati hasil dari perjuangan panjang itu. Bangkitlah Pemuda!, janganlah kita membuat para Pahlawan menangis. Tunjukkanlah kepada Dunia bahwa Indonesia adalah Negara yang menghargai perjaungan para Pahlawan.
3.
Makna Lomba Panjat Pinang
Kekompakan, pasti itu yang terfikir
dibenak kita kala melihat Lomba Panjat Pinang. Memang benar bahwa Lomba Panjat
Pinang mengajarkan kepada kita tentang Kekompakan, dan Kerjasama Tim, tapi
apakah hanya itu? tentunya tidak! Lebih dari itu Panjat Pinang berpesan kepada
kita bahwa Kesulitan dalam menjalani hidup pasti akan kita rasakan namun bukan
berarti kita harus menghidari kesulitan itu tapi justru sebaliknya, Kita
harus menghadapi Kesulitan itu agar dapat meraih segala cita-cita.
Selain itu, kita diajarkan bahwa segala sesuatu harus dibangun dengan pondasi yang kuat agar segala bangunan yang berada diatasnya bisa merasa aman. Pondasi itu adalah Nasionalisme, yang akan membuat bangsa ini dapat menjulang tinggi dengan kokoh menjadi bangsa yang maju, berdaya saing dan mandiri.
Singkirkan dulu semua Ego,dan Individualisme untuk meraih segala tujuan. Jangan ada rasa lebih tinggi dari orang lain karena kita dihadapan Allah dan Negara ini. Biarkanlah orang lain berdiri dipundak kita demi meraih tujuan bersama, tujuan Indonesia.
Apakah mungkin kita meraih hadiah yang berada diatas pohon pinang sendirian? Kita harus merelakan kepala kita diinjak oleh rekan kita, punggung kita menjadi tumpuan oleh teman satu tim kita demi meraih cita-cita bersama. Itulah pesan yang ingin disampaikan para Founding Father melalui berbagai Lomba yang diadakan.
Andai semua pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh seluruh rakyat Indonesia, Niscaya kemajuan, kemakmuran dan kemandirian bangsa yang dicita-citakan akan dapat diraih oleh Bangsa yang Besar ini.
Selain itu, kita diajarkan bahwa segala sesuatu harus dibangun dengan pondasi yang kuat agar segala bangunan yang berada diatasnya bisa merasa aman. Pondasi itu adalah Nasionalisme, yang akan membuat bangsa ini dapat menjulang tinggi dengan kokoh menjadi bangsa yang maju, berdaya saing dan mandiri.
Singkirkan dulu semua Ego,dan Individualisme untuk meraih segala tujuan. Jangan ada rasa lebih tinggi dari orang lain karena kita dihadapan Allah dan Negara ini. Biarkanlah orang lain berdiri dipundak kita demi meraih tujuan bersama, tujuan Indonesia.
Apakah mungkin kita meraih hadiah yang berada diatas pohon pinang sendirian? Kita harus merelakan kepala kita diinjak oleh rekan kita, punggung kita menjadi tumpuan oleh teman satu tim kita demi meraih cita-cita bersama. Itulah pesan yang ingin disampaikan para Founding Father melalui berbagai Lomba yang diadakan.
Andai semua pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh seluruh rakyat Indonesia, Niscaya kemajuan, kemakmuran dan kemandirian bangsa yang dicita-citakan akan dapat diraih oleh Bangsa yang Besar ini.
Post a Comment